NAMA : Dede
Saripah
NPM :
11211799
KELAS : 3EA17
Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen
Keputusan adalah
hasil dari pemikiran guna untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam situasi
tertentu dalam menjawab segala permasalahan.
pengambilan keputusan
adalah suatu proses pemilihan alternative terbaik dari beberapa alternative
yang ada secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara pemecahan
masalah. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa proses
pengambilan keputusan adalah tahap-tahap yang harus dilalui dalam membuat suatu
keputusan.
Tahap-tahap yang
dimaksud ini adalah sebuah kerangka dasar, dari kerangka tersebut dapat
dikembangkan lagi menjadi beberapa tahap-tahap yang lebih khusus dan lebih
operasional.
Secara
umum,proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai
berikut :
a)
Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan
tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas, sehingga perbedaan antara
masalah dan bukan masalah.
b)
Pemecahan Masalah
Tahap ini
merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada. Langkah-langkah
yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi
alternative-alternatif keputusan dalam memecahkan masalah.
2. Perhitungan mengenai faktor-faktor
yang tidak dapat diketahui sebelumnya.
3. Pembuatan alat(sarana)
untuk mengukur hasil,biasanya berbentuk tabel hasil .
4. Pemilihan dan penggunaan
model pengambilan keputusan.
c)
Pengambilan Keputusan
Keputusan yang
diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau kondisi tertentu.
1. Model Proses Pengambilan Keputusan
Secara umum ada tiga cara/model analisis
pengambilan keputusan konsumen, yakni:
- Economic Models, pengambilan keputusan diambil berdasarkan alasan ekonomis dan bersifat lebih rasional.
- Psychological models, diambil lebih banyak karena alasan psikologis dan sejumlah faktos sosilogis seperti pengaruh keluarga dan budaya.
- Consumer behaviour models, Model yang umumnya diambil kebanyakan konsumen,.
Menurut Simon (1960)
mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan keputusan. Proses ini
terdiri atas 3 fase :
1. Intelligence (penelusuran lingkup
masalah)
2. Design (perancangan
penyelesaian masalah)
3. Choice (pemilihan tindakan)
Dua model proses Pengambilan Keputusan
menurut Fisher :
1. Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
2 Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu. Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
1. Model Preskriptif
Pemberian resep perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan.
2 Model Deskriptif
Model ini menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu. Model preskriptif berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada realitas observasi
2.
Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan
1. Keputusan yang diprogramkan :
Keputusan yang diprogramkan merupakan
keputusan yang direncanakan sesuai dengan kebiasaan, aturan, atau prosedur yang
berlaku. Biasanya hasil atau dampak dari keputusan ini tidak mengejutkan karena
cenderung berulang-ulang dan lebih bersifat rutinitas. Kehadiran keputusan ini
sering dengan mudah dapat diantisipasi sebelumnya oleh karyawan. Untuk lebih
jelasnya dapat diberikan contoh dari tipe keputusan ini: Kegiatan audit mutu
internal, Rapat tinjauan manajemen, Pemeliharaan rutin, Pemeliharaan suku
cadang secara rutin, Mengikuti pelatihan yang direncanakan.
2. Keputusan yang tidak
diprogramkan :
Keputusan yang tidak diprogramkan merupakan
keputusan yang tidak direncanakan sebelumnya. Biasanya berkenaan dengan masalah-masalah
baru dan bersifat khusus. Dalam menangani tipe keputusan ini, pimpinan
cenderung menggunakan pertimbangan, intuisi, dan kreativitas. Tipe keputusan
ini relatif lebih sulit dibandingkan dengan keputusan yang diprogramkan.
Waktunya sering tidak bisa diduga, bersifat darurat dan segera sehingga cukup
menyulitkan pimpinan dalam mengambil keputusan. Untuk lebih jelasnya dapat
diberikan contoh dari tipe keputusan ini: Keluhan dari pelanggan, Keterlambatan
distribusi ke pelanggan, Kerusakan mesin yang berakibat fatal, Pengunduran diri
personel inti, Unjuk rasa dan pemogokan
3. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemecahan Masalah
1.
Masalah Sederhana (Simple Problem) Corak /
Jenis Masalah
- Ciri : Berskala besar , tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain ), mengandung konsekuesi besar , pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
- Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
- Jenis : Masalah yang terstruktur (Structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur (Unstructured problems).
- Ciri : Berskala besar , tidak berdiri sendiri (memiliki kaitan erat dengan masalah lain ), mengandung konsekuesi besar , pemecahannya memerlukan pemikiran yang tajam dan analitis.
- Scope : Pemecahan masalah dilakukan secara kelompok yang melibatkan pimpinan dan segenap staf pembantunya.
- Jenis : Masalah yang terstruktur (Structured problems) dan masalah yang tidak terstruktur (Unstructured problems).
2.
Masalah rumit (Complex Problems) Corak /
Jenis Masalah
- Definisi : Masalah yang jelas faktor penyebabnya , bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif & dibakukan.
- Contoh : Penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai , masalah perijinan , dsb
- Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur/ program tetap (SOP) .
- Definisi : Masalah yang jelas faktor penyebabnya , bersifat rutin dan biasanya timbul berulang kali sebagai pemecahannya dapat dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan yang bersifat rutin, repetitif & dibakukan.
- Contoh : Penggajian, kepangkatan dan pembinaan pegawai , masalah perijinan , dsb
- Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih mudah atau cepat, salah satu caranya dengan penyusunan metode / prosedur/ program tetap (SOP) .
3.
Masalah yang tersrtuktur
- Definisi : Penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya . serta tidak repetitif kasusnya.
- Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih sulit dan lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.
- Definisi : Penyimpangan dari masalah organisasi yang bersifat umum, tidak rutin, tidak jelas faktor penyebab dan konsekuensinya . serta tidak repetitif kasusnya.
- Sifat pengambilan keputusan : Relatif lebih sulit dan lama, diperlukan teknik PK yang bersifat non-programmed decision-making.
4.
Masalah yang tidak Terstuktur
Pendefinisian Masalah yang baik
- Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi . Data objektif dipisahkan dari persepsi .
- Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
- Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas , untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak sesuaian antara standar atau harapan yang telah di tetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas , pihak pihak yang terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah .
- Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh masalah yang kita hadapi adalah melatif staf yang bekerja lamban.
Pendefinisian Masalah yang baik
- Fakta dipisahkan dari opini atau spekulasi . Data objektif dipisahkan dari persepsi .
- Semua pihak yang terlibat diperlakukan sebagai sumber informasi.
- Masalah harus dinyatakan secara eksplisit / tegas , untuk menghindarkan dari pembuatan definisi yang tidak jelas.
- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas adanya ketidak sesuaian antara standar atau harapan yang telah di tetapkan sebelumnya dan kenyataan yang terjadi.
- Definisi yang dibuat harus menyatakan dengan jelas , pihak pihak yang terkait ataub berkepentingan dengan terjadinya masalah .
- Definisi yang dibuat bukanlah seperti sebuah solusi yang samar. Contoh masalah yang kita hadapi adalah melatif staf yang bekerja lamban.
4. Pembelian
Pembelian menurut Mulyadi (2001) ,pembelian adalah suatu usaha yang
dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan oleh perusahaan.
Dalam mempelajari perilaku konsumen, sebagai produsen atau perusahaan harus
mengerti dalam mengambil keputusan. Konsumen banyak yang tidak mampu membuat
keputusan yang masuk akal (rasional) dengan menimbang sampai alternative. Dan
jika konsumen telah mencapai proses pengambilan keputusan tersebut,maka
konsumen akan lebih emosional dalam mencapai kebutuhan mereka. jika konsumen
telah bersedia membeli produk, maka konsumen akan melakukan evaluasi produk
tersebut.
Keputusan
konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan saat
yang penting bagi pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi
pemasaran telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah
kurang baik direncanakan atau keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan
seleksi terhadap dua pilihan alternative atau lebih.
5. Diagnosa Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah
proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam
beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian.
Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang
terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan
pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi
(penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk
setelah digunakan.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki
peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai
initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan
dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam
kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut
geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar