DINAMIKA KELOMPOK
&
KELOMPOK
RUJUKAN
Kelompok Rujukan
Kelompok adalah sejumlah individu yang saling
berkumpul dan saling berinteraksi untuk suatu tujuan tertentu.
Definisi kelompok menurut Homans (1950) ialah sejumlah
individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang
jumlahnya tidak terlalu banyak,sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan
semua anggota secara langsung.
Kelompok rujukan (Reference Group) atau kelompok acuan
adalah kumpulan individu yang secara nyata bergabung dengan tujuan mempengaruhi
perilaku seseorang secara langsung atau tidak langsung. Dengan kata lain
kelompok rujukan dapat dikatakan sebagai sumber pengambilan keputusan seseorang
sebagai perbandingan dalam membentuk nilai dan sikap seseorang.
Keluarga dan Studi Perilaku Konsumen
Studi tentang keluarga dan
hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap
diabaikan dalam analisis prilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karna dua
alasan:
Pertama,banyak
produk dibeli konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah
contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali melibatkan dengan
anak,kakek-nenek, atau anggota keluarga lainya. Mobil biasanya dibeli keluarga,
dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja terlibat dalam pelbagai tahap
keputusan.
Kedua,
bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, kepuusan pembelia individu
bersangkutan mungkin snagat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya.
Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orang tua, begitu juga
sebaliknya.
Pemasar sangat tertarik dengan
pengambilan keputusan dengan pengambilan keputusan suatu keluarga, bahwa
bagaimana suatu keluarga itu yang anggota-anggotanya saling berinteraksi dan
saling mempengaruhi satu sama lain ketika menentukan suatu pembelian tehadap
suatu produk. Sehingga suatu penelitian itu menunjukan bahwa orang yang berbeda
dalam suatu keluarga dapat memaikan peran social yang berbeda dan menampakan
prilaku yang berbeda pada saat mengambil suatu keputusan dan mengkonsumsi suatu
produk. Sehingga suatu pemasaran haru dapat mengetahui anggota keluarga mana
yang setidaknya berpengaruh terhadap suatu keputusan. Peran-peran dalam
pengambilan keputusan antara lain yaitu:
1.
Pemberi pengaruh (influencers) :orang yang
memberiakan informasi bagi anggota lainya tetang suatu produk.
2.
Pengambil keputusan (deciders) :orang yang
memiliki kekuasaan untuk menentukan apakah produk tersebut akan dibeli atau
tidak.
3. Pembeli (buyers) :
orang yang akan membeli produk tersebut.
4.
Pengguan (users) : orang yang mengkonsumsi atau
menggukan produk tersebut.
Variabel yang Mempengaruhi Pembelian
1.
Variable sosiologis yang mempengaruhi keluarga
Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat
dimengerti denganlebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosilogis seperti
kohesi, kemamampuan beradaptasi dan komunikasi.
2.
Keputusan pembelian keluarga
Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksiakan
kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan.
3.
Peran individu dalam pembelian keluarga
Kebutuhan konsumsi keluarga melibatkan setidaknya lima
peranan yang dapat didefinisikan. Peran-peran ini mungkin dipegang oleh suami ,
istri, anak, atau anggota lain dalm rumah tangga.
a)
Penjaga pintu ( gatekeeper) : inisiator
pemikiran keluarga mengenai pembelian produk.
b)
Pemberi pengaruh (influencer ) : individu yang
opininya dicari dalam pembelian produk.
c)
Pengambil keputusan (decider) : orang yang
mempunyai wewenang/kekuasaan keuangan.
d)
Pembeli (buyer) : orang bertindak sebagai agan
pembeli
e)
Pemakai (user) : orang yang mengguanakan produk
4.
Perilaku peran (role behavior)
Peran instrumental, yang digunakan sebagai peran
fungsional atau ekonomi, melibatkan aspek keluarga, kerakter performansi, dan
sifat “fungsional” lain seperti kondisi pembelian.
5.
Peran pasangan hidup dalam keputusan pembelian
Keputusan konsumsi dipegaruhi oleh jenis keluarga
dimana individu menjadi anggota.
6.
Menurunya perbedaan jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin walaupun ada gerakan menjauh
dari mendominasi peranjenis kelamin,masih ada beberapa produk dan dalam
beberapa situasi.
Siklus Kehidupan Keluarga dan Perilaku
Pembelian
Keluarga mempengaruhi proses
pembelajaran, sikap, persepsi dan perilaku orang – orang yang ada di dalamnya.
Oleh kareana itu, konsumen secara langsung atau tidak langsung sangat
dipengaruhi oleh keluaraga. Keluarga ditinjau dari persepektif lingkungan
pengambilan keputusan, merupakan unit kecil pusat pengambilan keputusan
konsumen. Misalkan pemilihan tempat berlibur dipengaruhi oleh anak –
anak. Jadi keluaraga merupakan “kelompok” yang mempunyai pola pengambilan
keputusan komplek karena melibatkan anggota keluarga, karena pengambilan
keputusan sangat kompleks pola pengambilan keputusan yang terjadi antara
keluaraga tentunya tidak sama. Keluaraga muda yang baru menikah kurang
dari enam bulan tentu akan berbeda dengan keluaraga yang memiliki anak yang
duduk dibangku kuliah.
SIKLUS HIDUP KELUARGA
Dalam ilmu
kependudukan biasanya dikenal dengan 6 tahap siklus hidup keluarga, yaitu :
1) Tahap
Tanpa Anak
Dimulai dari perkawinan hingga kelahiran anak pertama.
2) Tahap
Melahirkan (Tahap Berkembang)
Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak bungsu.
3) Tahap
Menengah
Dimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak sulung
meninggalkan rumah atau menikah
4) Tahap
Meninggalkan Rumah
Dimulai dari anak sulung meninggalkan rumah sampai
anak bungsu meninggalkan rumah (perkawinan biasanya dianggap meninggalkan
rumah).
5) Tahap
Purna Orang Tua
Dimulai dari saat anak bungsu meninggalkan rumah,
hingga salah satu pasangan meninggal dunia.
6) Tahap
Menjanda/Menduda
Dimulai dari saat meninggalnya suami atau istri,
hingga pasangannya meninggal dunia.
Siklus Kehidupan Keluarga Tradisional
Saat ini pendefinisian keluarga secara tradisional mendapat tantangan.
Maraknya orang tua tunggal, perceraian, perpisahan dan pernikahan kembali
membuat struktur tradisional mengalami perkembangan. Namun penelitian
memperlihatkan bahwa siklus hidup sebuah keluarga yang paling menguntungkan adalah
model keluarga tradisional, dan model yang lain dianggap sebagai deviasi dari
norma ini (Carter & McGoldrick, 1999). Tahap-tahap dari siklus hidup sebuah
keluarga tradisional adalah sebagai berikut:
Tahapan
|
Tugas
|
Pengalaman dari keluarga asal
|
Membangun hubungan dengan orang tua, saudara dan
teman-teman
Menyelesaikan sekolah
|
Meninggalkan rumah
|
Membedakan diri dengan keluaga asal dan mengembangkan hubungan sesama
dewasa dengan orang tua
Membantung hubungan pertemanan yang intim
Memulai karir/pekerjaan
|
Tahap pra pernikahan
|
Memilih pasangan
Mengembangkan hubungan
Memutuskan untuk menikah
|
Tahap pasangan tanpa anak
|
Mengembangkan cara hidup bersama yang didasarkan atas realitas dan
bukannya proyeksi bersama
Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dan teman-teman, dan
melibatkan pasangan
|
Keluarga dengan anak kecil
|
Mengatur kembali sistem pernikahan dengan memberi tempat
pada keberadaan anak
Memulai peran sebagai orang tua
Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran
saudara dan kakek/nenek
|
Keluarga dengan anak remaja
|
Mengatur kembali hubungan orang tua-anak untuk memberikan tempat pada
kebebasan yang lebih besar
Mengatur kembali hubungan pernikahan dan memusatkan pada masalah tengah
baya dan karir
|
Melepas anak
|
Membereskan masalah paruh baya
Mengatur ulang hubungan orang tua anak secara lebih dewasa
Mengatur kembali hubungan dengan pasangan
Mengatur kembali hubungan dengan besan, menantu, cucu dll.
Berurusan dengan kelemahan dan kematian, terutama pada keluarga asal
|
Kehidupan usia lanjut
|
Mengatasi penuaan fisik
Menangani peran anak yang lebih besar dalam mengatur keluarga besar
Menangani kehilangan karena kematian pasangan dan teman-teman
Mempersiapkan kematian, kilas balik kehidupan dan integrasi
|
Struktur Keluarga dan Rumah Tangga yang Berubah
Secara umum saat ini
di era globalisasi dan modernisasi kondisi keluarga atau struktur keluarga yang
berhubungan dengan peran mulai berubah karena masyarakat saat ini makin
kompleks. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa sebab ,antara lain :
1.
Pergeseran dari extended family menjadi nuclear family karena
anggotanya semakin menurun.
2.
Single parent meningkat karena adanya perceraian
3.
Orang tua tanpa menikah meningkat karena kumpul kebo.
4.
Rumah tangga yang sendiri atau mandiri meningkat.
5.
Adanya pekerjaan perempuan di luar keluarga sehingga pembagian kerja dalam
rumah tangga berubah
6.
Status perceraian relatif biasa.
Salah satu cara berfikir mengenai alasan mengapa terjadi perubahan sosial
dan transformasi sosial adalah menyatakan bahwa suatu masyarakat dan
masing-masing bagiannya mempunyai kebutuhan untuk menyesuaikan dengan
lingkungan sosial dan lingkungan fisik mereka, atau lebih tepatnya menyesuaikan
dengan perubahan yang relevan di dalam lingkungan keluarga.
Keluarga berubah sejalan dengan perubahan jaman. Perubahan yang diinginkan
biasanya diharapkan bermuara pada kesejahteraan dan kebahagiaan, namun
kenyataannya sering menjadi lain. Sayangnya, kenyataan itu sering diingkari
sehingga masalah yang muncul menjadi tambah besar dari yang seharusnya.
Sejahtera dan bahagia tidak hanya sebagai tujuan keluarga, tetapi lebih luas
dari itu, yaitu tujuan hidup.
Wanita ataupun pria sebagai
konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari
budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam
penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk ;
1) Budaya psikologis
Budaya ini muncul
dari dalam diri individu sebagai konsumen.
2) Budaya social
Budaya yang
didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam
penilaian dan penggunaan suatu produk.
Metodologi Penelitian untuk Studi
Tentang Keputusan Keluarga
Metodologi yang digunakan untuk meneliti studi tentang keputusan keluaraga
hampir sama dengan penelitian yang lain. Seperti dibawah ini ;
1.
Kerangka Proses-Keputusan.
2. Kategori Sturktur-Peran.
3. Bias Pewawancara.
4. Seleksi Responden
Implikasi Bagi Studi Perilaku Konsumen
American Marketing Association yang terdapat pada
buku karangan Peter dan Olson (1999, hlm. 6), mendefinisikan perilaku konsumen
sebagai “interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian
sekitar kita dimana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.”
Paling tidak ada tiga ide penting dalam pengertian di atas, yaitu perilaku
konsumen adalah dinamis; hal tersebut melibatkan interaksi antara pengaruh dan
kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar; serta hal tersebut melibatkan
pertukaran.
Pertama, definisi di atas
menekankan bahwa perilaku konsumen itu dinamis. Ini berarti bahwa seorang
konsumen, grup konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan bergerak
sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen,
salah satu implikasinya adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya
terbatas untuk satu jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup
tertentu (Peter dan Olson, 1999, hlm.6).
Hal kedua yang ditekankan dalam
definisi perilaku konsumen di atas adalah keterlibatan interaksi antara
pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian sekitar. Ini berarti bahwa untuk
memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat kita harus
memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa
yang mereka lakukan (perilaku) dan apa serta di mana (kejadian di sekitar) yang
mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan
konsumen (Peter dan Olson, 1999, hlm.8).
Hal terakhir yang ditekankan
dalam definisi perilaku konsumen di atas adalah pertukaran di antara individu.
Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi
pemasaran yang sejauh ini juga menekankan akan pentingnya pertukaran.
Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan
konsumen melalui formulasi dan penerapan stategi pemasaran (Peter dan Olson,
1999, hlm.9).
REFERENSI :
http://ayukemala.wordpress.com/2013/01/17/siklus-hidup-keluarga/
http://boetarboetarzz.blogspot.com/2013/01/siklus-hidup-keluarga-family-life-cycle.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar