Pengaruh Budaya
Dalam
Perilaku Konsumen
Definisi
Menurut Lehman, Himstreet,dan
Batty budaya adalah sekumpulan pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat
mereka sendiri. Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan
variatif, termasuk didalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan atau kepercayaan
masyarakat itu sendiri.
Budaya mengacu pada
seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol yang mempunyai makna, yang
membantu individu berkomunikasi, memberikan tafsiran serta melakukan evaluasi.
Budaya tidak hanya bersifat naluriah saja, namun budaya memberikan dampak pada
perilaku yang dapat diterima didalam masyarakat. Beberapa sikap dan perilaku
yang dipengaruhi budaya, meliputi : Rasa dan ruang, Komunikasi dan bahasa, Pakaian dan penampilan, Makanan dan kebiasaan makan, Waktu, Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah, dsb), Nilai dan norma, Kepercayaan dan sikap dan Proses mental dan pembelajaran serta Kebiasaan kerja
Mitos dan Ritual Kebudayaan
Setiap masyarakat
memiliki serangkaian mitos yang mendefinisikan budayanya. Mitos adalah cerita
yang berisi elemen simbolis yang mengekspresikan emosi dan cita-cita budaya.
Ada mitos pewayangan yang dapat diangkat dalam membuat strategi penentuan merek
suatu produk, seperti tokoh Bima dalam produk Jamu kuat “Kuku Bima Ginseng”.
Sehingga pemasar dituntut kreatif menggali mitos agar bisa digunakan sebagai
sarana menyusun strategi pemasaran tertentu.
Ritual kebudayaan
merupakan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan oleh kelompok masyarakat.
Ritual Budaya sebagai urutan-urutan tindakan yang terstandarisasi yang secara
periodik diulang, memberikan arti dan meliputi penggunaan simbol-simbol budaya
( Mowen, 1995). Ritual budaya bukan sekedar kebiasaan yang dilakukan seseorang,
tetapi hal ini dilakukan dengan serius dan formal, yang memerlukan intensitas
mendalam dari seseorang. Kebiasaan sering tidak serius, kadang tidak pasti dan
berubah saat ada stimulus berbeda yang lebih menarik. Seringkali ritual budaya
memerlukan benda-benda yang digunakan untuk proses ritual, dan inilah yang bisa
dibuat oleh pengusaha menjadi peluang.
Simbol kebudayaan
juga merupakan representasi tertentu dari budaya , secara umum apa yang dipakai
dan dikonsumsi oleh seseorang akan mencerminkan budayanya. Perusahaan dapat
menggunakan nilai-nilai simbolis untuk merek produknya . Simbol juga dapat
ditunjukkan dengan warna, sehingga pemasar menggunakan warna sebagai dasar
untuk menciptakan produk yang berkaitan dengan kebutuhan simbolis.
Budaya dan Konsumsi
Budaya konsumsi
merupakan bentuk dari hubungan antara budaya dan konsumsi. Dimana hubungan
tersebut saling pengaruh mempengaruhi, yaitu budaya dapat mempengaruhi
konsumsi, juga sebaliknya, konsumsi dapat mempengaruhi budaya.
Pengaruh budaya
terhadap pola konsumsi, James F. Engel,
Roger D. Blackwell dan Paul W.
Miniard (1994) dalam bukunya yang berjudul Perilaku Konsumen membagi 3
jenis pengaruh budaya terhadap pola konsumsi, yaitu:
a. Pengaruh Budaya Terhadap Struktur
Konsumsi
Budaya dapat
mempengaruhi struktur konsumsi, karena adanya larangan, hukuman, tekanan, ataupun
paksaan dari budaya tersebut untuk mempengaruhi pola dan bentuk yang
terorganisir dari individu dan masyarakat dalam berbagai cara dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Komponen budaya sendiri dapat berupa agama dan kepercayaan,
sistem hukum, dan adat istiadat. Pengaruh budaya terhadap konsumsi dapat di
lihat pada perilaku individu dan masyarakat dalam berkonsumsi, senantiasa di
sesuaikan dengan tuntunan budaya yang di anut.
b. Pengaruh Budaya Terhadap
Pemaknaan Sebuah Produk
Budaya menuntun
individu dan masyarakat dalam upaya pemenuhan kebutuhan maupun keinginan
terhadap barang dan jasa. Tuntunan budaya tersebut dapat berupa nilai ataupun
norma. Dalam tiap-tiap kebudayaan, terdapat ciri khas masing–masing yang
membawa pemaknaan terhadap suatu produk.
c. Pengaruh Budaya Terhadap
Pengambilan Keputusan Individu
Individu dalam
mengambil keputusan untuk berkonsumsi, tidak dapat dipisahkan dari pengaruh
budaya. Di antaranya di pengaruhi nilai dan norma. Di dalam masyarakat terdapat
ide/gagasan mengenai, apakah suatu pengalaman berharga, tidak berharga,
bernilai, tidak bernilai, pantas atau tidak. Inilah yang di artikan sebagai
nilai. Sedangkan norma sendiri dimaknai sebagai peraturan yang ditetapkan
secara bersama-sama, yang menuntun perilaku seseorang dalam mengambil
keputusan.
Strategi Pemasaran
dengan Memperhatikan Budaya
Beberapa strategi
pemasaran bisa dilakukan berkenaan dengan pemahaman budaya suatu masyarakat.
Dengan memahami budaya suatu masyarakat, pemasar dapat merencanakan strategi
pemasaran pada penciptaan produk, segmentasi dan promosi.
Beberapa perubahan
pemasaran yang dapat mempengaruhi kebudayaan, seperti :
a. Tekanan pada kualitas
b. Peranan wanita yang berubah
c. Perubahan kehidupan keluarga
d. Sikap yang berubah terhadap kerja dan kesenangan
e. Waktu senggang yang meningkat
f. Pembelian secara impulsif
g. Hasrat akan kenyamanan
Tinjauan Sub-budaya
Budaya yang ada di dalam suatu
masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil. Inilah
yang disebut dengan subbudaya. Sub-budaya bisa tumbuh dari adanya
kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat. Pengelompokan masyarakat biasanya
berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan dan sebagainya.
Suatu budaya akan terdiri dari beberapa kelompok kecil lainnya, yang dicirikan
oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil tersebut. Perbedaan
kelompok tersebut berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi dan demografi.
Sub-budaya dan Demografi
Demografi akan
menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Di dalam varibel demografi
tersebut, kita bisa mendapatkan Sub- budaya yang berbeda, yaitu suku sunda,
batak, padang, dsb.
Unsur-unsur Sub Budaya dan Demografi :
a. Usia
Merupakan hal yang
penting untuk dipahami, karena konsumen yang berbeda usia akan mengkonsumsi
produk dan jasa yang berbeda. Siklus hidup seorang konsumen akan ditentukan
oleh usianya. Para pemasar harus memahami apa kebutuhan dari konsumen dengan
berbagai usia tersebut, kemudian membuat beragam produk yang bisa memenuhi
kebutuhan tersebut.
b. Pendidikan dan Pekerjaan
Pendidikan akan
menentukan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Profesi dan
pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan
dan pendidikan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola
konsumsi seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi
nilai-nilai yang dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya
terhadap suatu masalah. Dari sisi pemasaran, semua konsumen dengan tingkat
pendidikan yang berbeda adalah konsumen potensial bagi semua produk dan jasa.
Pemasar harus memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang
berbeda, dan produk apa yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Lokasi geografik
Dimana seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya.
Konsumen yang tinggal di desa akan memiliki akses terbatas kepada berbagai
produk dan jasa. Sebaliknya, konsumen yang tinggal di kota-kota besar lebih
mudah memperoleh semua barang dan jasa yang dibutuhkannya. Para pemasar harus
memahami dimana konsumen tinggal agar pemasar dapat memfokuskan kemana
produknya akan dijual.
Lintas Budaya ( Cross Cultural Consumer Behavior )
Secara umum
kebudayaan harus memiliki tiga karakteristik, seperti:
a. Kebudayaan dipelajari
artinya: kebudayaan
yang dimiliki setiap orang diperoleh melalui keanggotaan mereka didalam suatu
kelompok yang menurunkan kebudayaannya dari suatu generasi ke generasi
berikutnya.
b. Kebudayaan bersifat
kait-mengkait
artinya : setiap
unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain, misalnya: unsure
agama berkaitan erat dengan unsure perkawinan, unsur bisnis berkaitan erat
dengan unsur status sosial.
c. Kebudayaan dibagikan
artinya:
prinsip-prinsip serta kebudayaan menyebar kepada setiap anggota yang lain dalam
suatu kelompok.
Bauran Pemasaran
Dalam Lintas Budaya
Beberapa hal dalam
pemasaran internasional yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bagaimana
mengorganisasikan perusahaan agar dapat menembus pasar luar negeri, bagaimana
keputusan masuk ke dalam pasar internasional, bagaimana merencanakan
standarisasi, bagaimana merencanakan produk, bagaimana merencanakan distribusi,
bagaimana merencanakan promosi, dan bagaimana menetukan harga produk.
Referensi :
http://ach-romadhoni.blogspot.com/2012/11/tugas-perliaku-konsumenpengaruh.html
http://nirawarna.wordpress.com/2011/07/04/pengaruh-budaya-dalam-perilaku-konsumen/
http://kreator-dreamandaction.blogspot.com/2011/11/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
http://yaniqiute.wordpress.com/2013/04/18/pengaruh-budaya-terhadap-pola-konsumsi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar