Persepsi Konsumen
Pengertian Persepsi
Persepsi
dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan
memaknakan kesan-kesan indera untuk dapat memberikan arti terhadap
lingkungannya. Apa yang seseorang persepsi terhadap sesuatu dapat berbeda
dengan kenyataan dengan kenyataan yang objektif.
Persepsi
konsumen adalah proses dimana seseorang mengorganisir dan mengartikan kesan
dari panca indera dalam tujuan untuk memberi arti dalam lingkungan mereka
(Robbins, 1998) . persepsi konsumen ini sangat penting dipelajari karena
perilaku konsumen karena perilaku konsumen didasarkan oleh persepsi mereka
tentang apa itu kenyataan dan bukan kenyataan itu sendiri.
Stimuli Pemasaran dan Persepsi Konsumen
Stimuli pemasaran adalah semua bentuk komunikasi atau
stimuli fisik yang dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan
unsur-unsurnya, yakni kemasan, isi, ciri-ciri fisik produk merupakan stimuli
primer (intrinsik). Komunikasi yang dirancang untuk mempengaruhi
perilaku konsumen disebut stimuli sekunder (ekstrinsik), baik
dalam bentuk kata-kata, gambar, dan pencitraan atau dalam bentuk stimuli lain
yang berkaitan dengan produk, misalnya harga, display toko, dan efek wiraniaga.
Karakteristik Stimulus yang Mempengaruhi
Persepsi Konsumen
Unsur Indrawi, terdiri
dari warna, bau, rasa, bunyi dan raba . Tampilan suatu
produk baik kemasan maupun karakteristik akan mampu menciptakan suatu
rangsangan pada indra manusian, sehingga mampu menciptakan sesuatu persepsi
mengenai produk yang dilihatnya.
Warna:
memiliki konotasi indrawi yang penting. Satu penelitian menguji satu merek
deodorant roll-on yang dikemas dalam tiga tabung dengan warna yang
berbeda. Kebanyakan konsumen yang dijadikan responden menyimpulakn produk
berwarna tertentu cepat mengering dan efektif, produk kedua dengan warna yang
berbeda memiliki aroma yang kuat, produk yang ketiga dengan warna yang lain
tidak efektif dan menimbulkan iritasi. Ini terjadi karena faktor perbedaan
warna.
Rasa: dapat
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap merek. Asosiasi kuat dengan sebuah
merek yang menancap dalam benak konsumen ternyata jauh melebihi faktor rasa.
Bau: terutama
menjadi penting bagi produk-produk kosmetik dan makanan. Dealer biasanya akan
menyemprotkan parfum dalam mobil sehingga mobil nampak “baru“.
Bunyi: merupakan stimulus indrawi yang
penting. Beberapa iklan produk untuk kalangan menengah kebawah di Indonesia
diberikan back-sound musik dangdut, sementara itu untuk produk yang
ditujukan untuk kalangan atas diiringi musik klasik.
Raba: sentuhan
terhadap produk-produk tertentu juga dapat mempengaruhi persepsi konsumen.
Misalnya untuk produk kertas, atribut yang diinginkan konsumen adalah
kehalusan. Konsumen biasa menilai kualitas produk tekstil, pakaian, karpet, furnitur
dengan merabanya. Kehalusan mengindikasikan kualitas.
Unsur Struktural
Sejumlah temuan tentang elemen
struktural yang kemudian diterapkan dalam iklan cetak telah banyak diterbitkan
dalam bentuk penelitian. Misalnya:
o Makin besar ukuran iklan, makin
besar kemungkinannya diperhatikan.
o Posisi 10 halaman pertama majalah
atau bagian atas halaman cetak lebih menarik perhatian.
o Kontras misalnya, gambar produk
dengan latar belakang putih- cenderung lebih menarik perhatian
o Kebaruan juga mampu manarik
perhatian
Karakteristik Konsumen yang Mempengaruhi Persepsi
Dua karakteristik penting yang turut
mempengaruhi persepsi konsumen terhadap stimuli adalah kemampuan konsumen
membedakan stimuli dan kemampuan menggeneralisasi dari satu stimulus kepada
stimulus yang lainnya.
Kemampuan membedakan stimuli merupakan
hal yang dapat dipelajari. Umumnya konsumen yang loyal akan lebih mampu
mengenali perbedaan-perbedaan kecil dalam karakteristik produk berbagai merek.
Namun secara umum, kemampuan konsumen untuk membedakan ciri-ciri indrawi
seperti rasa dan perabaan bisa dikatakan sangat rendah.
Oleh karena itu pemasar lebih banyak
menggunakan media, dalam hal ini iklan, untuk menegaskan diferensiasi merek
yang tidak bisa dicerminkan hanya oleh ciri-ciri fisik produk semata. Iklan
berperan penting dalam menciptakan brand image.
Menurut
Robbins (1998) persepsi dapat dipengaruhi oleh karakter seseorang.
Karakter tersebut dipengaruhi oleh :
1.
Attitudes
Dua
individu yang sama, tetapi mengartikan sesuatu yang dilihat itu berbeda satu
dengan yang lain.
2. Motives
Kebutuhan
yang tidak terpuaskan yang mendorong individu dan mungkin memiliki pengaruh
yang kuat terhadap persepsi mereka.
3.
Interests
Fokus
dari perhatian kita sepertinya dipengaruhi oleh minat kita, karena minat
seseorang berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan oleh seseorang
dalam suatu situasi bisa berbeda satu dengan yang lain. Apa yang diperhatikan
seseorang dalam suatu situasi bisa berbeda dari apa yang dirasakan oleh orang
lain.
4. Experiences
Fokus
dari karakter individu yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu seperti
minat atau interest individu. Seseorang individu merasakan pengalaman masa lalu
pada sesuatu yang individu tersebut hubungkan dengan hal yang terjadi sekarang.
5. Expectations
Ekspektasi bisa mengubah persepsi individu
dimana individu tersebut bisa melihat apa yang mereka harapkan dari apa yang
terjadi sekarang
Proses persepsi
Prose
terjadinya persepsi meliputi :
1)
Proses Fisis
Dimana
objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera.
2)
Proses Fisiologis
Stimulus
yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf sensoris ke otak.
3)
Proses Psikologis
Terjadi
proses pengolahan otak, sehingga individu menyadari tentang apa yang ia terima
dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterima.
Peran Ekspektasi pada Persepsi
Ekspektasi adalah kemungkinan yang bisa timbul dan dapat
dihitung dengan sebuah metode, atau harapan besar yang di bebankan pada sesuatu
yang di anggap akan mampu membawa dampak yang baik atau lebih baik. Ekspektasi
bisa mengubah persepsi individu dimana individu tersebut bisa melihat apa yang
mereka harapkan dari apa yang terjadi sekarang.
Semiotis
Pengetahuan yang mendasari kompetensi semiotis disebutnya
sebagai pengetahuan semiotis (semiotic knowledge). Kompetensi semiotis
dan pengetahuan semiotis adalah kebutuhan logis dari sebuah kompetensi bahasa.
Melalui kemampuan kita untuk menggunakan persepsi secara interpretatif, serta
kemampuan kita untuk menggunakan kemampuan tersebut untuk tujuan komunikasi,
tanda-tanda bahasa muncul secara spontan. Dengan kata lain dapat dikatakan
bahwa bahasa merupakan hasil dari penggunaan pengetahuan semiotis yang dimiliki
oleh seseorang, untuk mempengaruhi mitra tuturnya (Keller, 1998: x).
Inferensi Perseptual
Perseptual
adalah kemampuan memahami dan menginterpresentasikan informasi sensori atau
kemampuan intelek untuk mencarikan makna yang diterima oleh panca indera.
Inferensi
adalah tindakan atau proses yang berasal kesimpulan logis dari premis-premis
yang diketahui atau dianggap benar.
Kesimpulannya adalah tindakan akhir yang sesuai
dengan kebenaran informasi yang kita peroleh dari panca indera.
Implikasi Pemasaran Dari Inferensi Perseptual
Konsumen
cenderung membentuk citra terhadap merek, toko, dan perusahaan didasarkan pada
inferensi mereka yg diperoleh dr stimuli pemasaran & lingkungan.
Citra
: total persepsi terhadap suatu objek, yg dibentuk dgn memproses informasi dr
berbagai sumber setiap waktu. Pemasar harus secara konstan mencoba mempengaruhi
citra konsumen.
REFERENSI
5. http://www.slideshare.net/dwie_radet/persepsi-konsumen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar