PENALARAN
“Penalaran” adalah
kata yang tidak asing lagi di telinga kita, namun tidak banyak yang mengetahui
arti dan aspek-aspek yang berhubungan dengan penalaran. Pada Kesempatan ini saya akan membahas
tentang penalaran serta teori-teori yang berhubungan dengan penalaran.
Deskripsi Penalaran
Penalaran adalah
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan
sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan
terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens)
dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi .
Lebih ringkasnya , Penalaran adalah proses pengambilan kesimpulan
berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya .
Contoh:
A. Semua kucing adalah binatang
B. Semua binatang adalah makhluk
hidup
C. Semua makhluk hidup akan mati
Jadi, semua kucing akan mati
Jadi, menurut logika formal dapat
ditarik kesimpulan, bahwa semua A adalah D yaitu: semua kucing akan mati.
Ciri-ciri Penalaran :
1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat
disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
2.
Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada
hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah
tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Alur proses berpikir/penalaran
1.
Pengertian/Konsep
2.
Proposisi/Pernyataan
3.
Penalaran (reasoning)
Proposisi
:
1.
Pernyataan dalam bentuk kalimat yang memiliki
arti penuh, serta mempunyai nilai benar atau salah, dan tidak boleh
keduaduanya”.
2.
Maksud kedua-duanya ini adalah dalam suatu
kalimat proposisi standar tidak boleh mengandung 2 pernyataan benar dan salah
sekaligus.
Inferensi
dan Implikasi
Inferensi adalah proses penarikan konklusi dari satu atau
lebih proposisi. Sedangkan implikasi adalah akibat dari suatu proposisi dan
konklusi.
Macam-macam
Penalaran
Ada dua jenis
penalaran, yaitu:
1. Induktif
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus (Khusus-Umum).
Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus (Khusus-Umum).
Contoh
penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga berkembang
biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Kesimpulan : semua hewan yang
berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
Proses penalaran induktif dapat
dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi seperti generalisasi, hipotese dan
teori, analogi induktif, kausal dan sebagainya.
Macam-macam Penalaran
Induktif
a. Generalisasi
Generalisasi
adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang
diminati generalisasi mencakup ciri – ciri esensial, bukan rincian. Dalam
pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data
statistik, dan lain-lain.
Contoh :
Jika ada udara, manusia akan
hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan
hidup.
Jadi, jika ada udara mahkluk
hidup akan hidup.
b. Analogi
Analogi adalah membandingkan dua
hal yang banyak persamaanya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni
kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan
cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.
Contoh :
Fian adalah lulusan Akademi
Amanah.
Fian dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.
2. Deduktif
Deduktif adalah penalaran berdasarkan prinsip, hukum, teori atau putusan yang berlaku. Deduktif dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum dan lebih luas (Umum-Khusus).
Deduktif adalah penalaran berdasarkan prinsip, hukum, teori atau putusan yang berlaku. Deduktif dibentuk dari suatu masalah yang bersifat umum dan lebih luas (Umum-Khusus).
Contoh
penalaran deduktif :
Masyarakat
Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan
(khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang
menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status
sosial.
Macam-macam
penalaran deduktif diantaranya :
a.
Silogisme
Silogisme
adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun
dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta
lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2
pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh
:
Semua
manusia akan mati
Amin
adalah manusia
Jadi,
Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
b.
Entimen
Entimen adalah Penalaran deduksi secara
langsung, dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak
diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh
:
Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada
malam hari tidak ada matahari
Pada
malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Pelatihan Penalaran
Penalaran
merupakan kemampuan berpikir atau keterampilan intelektual yang dapat
ditingkatkan melalui pelatihan-pelatihan secara langsung dan intensif. Adapun
yang dimaksud dengan pelatihan penalaran adalah serangkaian tugas mengerjakan
soal-soal atau problem-problem penalaran yang diakukan secara berulang-ulang,
sehingga seseorang atau sekelompok orang menjadi lebih terampil di dalam
menarik kesimpulan-kesimpulan menurut prinsip-prinsip penalaran.
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penalaran
adalah proses berfikir yang sistematis dan logis untuk mengambil sebuah
kesimpulan. Dimana penalaran dibagi dua macam yaitu penalaran induktif dan
deduktif. Kedua jenis penalaran tersebut mempunyai maksud dan Silogisme yang
berbeda. penalaran deduktif adalah proses penyimpulan pengetahuan khusus dari
pengetahuan yang lebih umum atau universal.sedangkan penalaran induktif adalah
proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku
umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
Sebagai mahasiswa yang akan melakukan penulisan ilmiah,
ada baiknya kita memahami dan mengerti dengan baik konsep penalaran. Karena, sebagai
peneliti kita akan dihadapkan dengan
berbagai kesempatan atau opini yang
membuat kita menyadari apa yang belum kita ketahui, dan proses ini lah disebut
penalaran. Oleh karena itu dengan menerapkan konsep penalaran kita dapat
meminimalisasi kesalahan dan menambah ilmu untuk menciptakan pengetahuan yang
akurat dan dapat menarik kesimpulan yang tepat.
Daftar
Pustaka
1.
Arif, Dewan. (2013) . Kemampuan Penalaran. Diakses Maret 20,2014, dari http://edukasi.kompasiana.com/2013/10/21/-kemampuan-penalaran-603476.html
2.
Gunadarma. Penalaran. Diakses Maret
20,2014, dari http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/filsafat_ilmu/bab6-penalaran.pdf
3.
Artikel non-personal. (9 Februari 2014) . Penalaran. Diakses Maret
20,2014, dari http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
4.
Uyanto, S. 2007. Pedoman
Penulisan Skripsi. Jakarta: Unika Atma Jaya
5.
Mumtazah, Ian. (2012) . Pengertian dan Macam-Macam Penalaran .Diakses Maret 20,2014, dari http://ianzhamumtazah.wordpress.com/2012/03/08/pengertian-dan-macam-macam-penalaran-4/
6.
Opi. (2012) . Penalaran
Deduktif dan Induktif . Diakses Maret 20,2014 dari http://ophiestrezz13.blogspot.com/2012/10/penalaran-deduktif-dan-induktif.html
7.
Artikel non-personal. Contoh Penalaran Induktif, Deduktif dan Problem Solving. Diakses
Maret 20,2014 dari http://axsion2013.blogspot.com/2013/10/contoh-reasoning-penalaran-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar