KONSEP PENALARAN ILMIAH
DALAM PENULISAN ILMIAH
Pada post sebelumnya, saya telah membahas tentang
penalaran, serta teori dan konsep yang berhubungan dengan penalaran. Pada
kesempatan ini saya akan membahas tentang konsep penalaran ilmiah dalam
kaitannya dengan penulisan ilmiah.
Penalaran (reasioning) adalah suatu proses berpikir
dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu kesimpulan.
Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dalan logis
untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat
berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas).
Penalaran Ilmiah
Ciri penalaran sebagai kegiatan berpikir adalah
logika, kegiatan berpikir dengan pola tertentu dan analitik. Kemampuan
penalaran merupakan kelebihan yang dimiliki manusia dibandingkan dengan
binatang, padahal keduanya sama mempunyai otak. Dalam rangka bertahan hidup,
apabila terjadi sebuah kegagalan maka akan mencari solusi untuk berhasil.
Bahkan setelah menemukan solusi, mereka biasanya memiliki keinginan untuk
melakukan inovasi agar mendapat hasil yang lebih baik. Penalarn ini biasa
disebut penalaran ilmiah yang digunakan untuk meningkatkan mutu ilmu dan / atau
teknologi. Dalam rangka meningkatkan mutu, dibutuhkan beberapa saran, yakni :
1.
Bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan
suatu pernyataan atau pendapat-pendapat.
2.
Bahasa logika dan matematika, dua pengetahuan ini
saling berhubungan erat, keduanya sebagai sarana berpikir deduktif. Baik logika
maupun matematika lebih mementingkan bentuk logis setiap pertanyaan dan mempunyai
sifat yang jelas.
3.
Logika dan statistika, kedua hal ini mempunyai peranan
penting dalam berpikir induktif untuk konsep yang berlaku umum.
Unsur Penalaran Penulisan Ilmiah
Menurut
Widjono, (2007 : 210), unsur penalaran penulisan ilmiah adalah sebagai berikut:
1) Topik yaitu
ide sentral dalam bidang kajian tertentu yang spesifik dan berisi
sekurang-kurangnya dua variabel.
2) Dasar pemikiran, pendapat, atau
fakta dirumuskan dalam bentuk proposisi yaitu kalimat
pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau kesalahannya.
3)
Proposisi mempunyai beberapa jenis, antara lain:
(a)
Proposisi empirik yaitu
proposisi berdasarkan fakta.
(b) Proposisi mutlak yaitu
pembenaran yang tidak memerlukan pengujian untuk menyatakan benar atau
salahnya.
(c)
Proposisi hipotetik yaitu persyaratan huungan subjek dan predikat
yang harus dipenuhi.
(d) Proposisi kategoris yaitu
tidak adanya persyaratan hubungan subjek dan predikat.
(e)
Proposisi positif
universal yiatu pernyataan positif yang mempunyai kebenaran
mutlak.
(f) Proposisi positif parsial yaitu
pernyataan bahwa sebagian unsur pernyataan tersebut bersifat positif.
(g)
Proposisi negatif
universal, kebalikan dari proposisi positif universal.
(h)
Proposisi negatif
parsial, kebalikan dari proposisi negatif parsial.
4)
Proses berpikir
ilmiah yaitu kegiatan yang dilakukan secara sadar, teliti,
dan terarah menuju suatu kesimpulan.
5) Logika yaitu
metode pengujian ketepatan penalaran, penggunaan argumen (alasan), argumentasi
(pembuktian), fenomena, dan justifikasi (pembenaran).
6)
Sistematika yaitu
seperangkat proses atau bagian-bagian atau unsur-unsur proses berpikir ke dalam
suatu kesatuan.
7)
Permasalahan yaitu
pertanyaan yang harus dijawab (dibahas) dalam karangan.
8)
Variabel
yaitu unsur satuan pikiran dalam sebuah topik yang akan dianalisis.
9) Analisis (pembahasan,
penguraian) dilakukan dengan mengidentifikasi, mengklasifikasi, mencari hubungan
(korelasi), membandingkan, dan lain-lain.
10) Pembuktian (argumentasi)
yaitu proses pembenaran bahwa proposisi itu terbukti kebenarannya atau
kesalahannya. Pembuktian ini harus disertai dukungan yang berupa: metode
analisis baik yang bersifat manual maupun yang berupa software. Selain itu, pembuktian didukung pula dengan data yang
mencukupi, fakta, contoh, dan hasil analisis yang akurat.
11) Hasil yaitu
akibat yang ditimbulkan dari sebuah analisis induktif atau deduktif.
12) Kesimpulan (simpulan) yaitu
penafsiran atas hasil pembahasan, dapat berupa implikasi atau inferensi.
Penulisan Ilmiah
1. Pengertian Penulisan Ilmiah
Penulisan
ilmiah adalah penulisan hasil berpikir ilmiah yang di dalamnya mencerminkan
ciri ilmu pengetahuan. Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh
seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah
dilakukannya. Definisi lain juga menyebutkan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan
tertulis dan dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang
telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika
keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
2. Ciri Penulisan Ilmiah
Ciri-ciri
dari penulisan ilmiah antara lain adalah:
1)
Isi mencerminkan hakikat ilmu pengetahuan atau objek
ilmu tertentu.
2) Mengandung teori atau kerangka
berpikir.
3) Terdapat metode analisis (cara
mencari dan menemukan kebenaran).
4) Mengandung penalaran.
Keterkaitan Penalaran dalam Proses Penulisan Ilmiah
Suatu karangan akan mencerminkan kualitas penalaran
seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam pola pikir penyusuan karangan itu
sendiri. Penalaran dalam suatu karangan ilmiah mencakup 5 aspek. Kelima aspek
tersebut adalah:
1. Aspek Keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan antar bagian yang satu dengan yang lain dalam suatu karangan. Artinya, bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu sama lain. Pada pendahuluan misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan masalah – tujuan – dan manfaat harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus berkaitan dengan bagian landasan teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan harus berkaitan juga dengan kesimpulan.
2. Aspek Urutan
Aspek urutan adalah pola urutan tentang suatru yang harus didahulukan atau
ditampilkan kemudian (dari hal yang paling mendasar ke hal yang bersifat
pengembangan). Suatu karangan ilmiah harus mengikuti urutan pola pikir tertentu.
Pada bagian Pendahuluan, dipaparkan dasar-dasar berpikir secara umum. Landasan
teori merupakan paparan kerangka analisis yang akan dipakai untuk membahas.
Baru setelah itu persoalan dibahas secara detail dan lengkap. Di akhir
pembahasan disajikan kesimpulan atas pembahasan sekaligus sebagai penutup
karangan ilmiah.
3. Aspek Argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta, pembuktian suatu pernyataan, dan kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir sebagian besar isi karangan ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah tersebut perlu dibahas (pendahuluan), pendapat-pendapat atau temuan-temuan dalam analisis harus memuat argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
4. Aspek Teknik Penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten. Karangan ilmiah harus disusun dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat baku dan universal. Untuk itu pemahaman terhadap teknik penyusunan karangan ilmiah merupakan syarat multak yang harus dipenuhi jika orang akan menyusun karangan ilmiah
5. Aspek Bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku? Karangan ilmiah disusun dengan bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan bahasa yang tidak tepat justru akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra lebih-lebih untuk karangan ilmiah akademis.
Dalam
penulisan ilmiah terdapat beberapa proses, diantaranya adalah pengamatan,
peninjauan atau penelitian, disusun menurut metode tertentu .
Kesimpulan
Kemampuan penalaran yang logis sangat
diperlukan bagi peneliti, selain itu kita juga perlu mengesampingkan emosi,
sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Sebab penalaran adalah suatu proses
berpikir terhadap suatu yang diamati dengan menghasilkan kesimpulan, sedangkan,
penulisan ilmiah merupakan suatu kegiatan penulisan berdasarkan hasil penalaran
penulis terhadap permasalahan ilmiah.
Penulisan ilmiah mempunyai keterkaitan yang
erat dengan konsep penalaran ilmiah, sebab suatu karangan sesederhana apapun
akan mencerminkan kualitas penalaran seseorang. Penalaran itu akan tampak dalam
pola pikir penyusunan karangan itu sendiri.
Daftar Pustaka
1.
Uyanto, S. 2007. Pedoman
Penulisan Skripsi. Jakarta: Unika Atma Jaya
2.
Universitas Hasanudin. Tanpa Tahun. Penulisan Ilmiah. Diakses Maret 23,2014, dari www.unhas.ac.id
3.
Artikel non-personal. (9 Februari 2014) . Penalaran. Diakses Maret 23,2014,
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
4.
Kumalasari, Nurita. (2014) . Konsep Penalaran Ilmiah dalam Penulisan Ilmiah. Diakses Maret 23 ,2014, dari http://nurii-thaa.blogspot.com/2014/03/konsep-penalaran-ilmiah-dalam-penulisan.html
5.
Prayogi, Aryo.(2011). Penulisan Ilmiah. Diakses
Maret 23,2014, dari http://aryonelmessi.wordpress.com/2011/02/24/penulisan-ilmiah-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar